(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Undana Lepas 547 Lulusan PPG, Rektor: Kekuatan Guru adalah Karakter

Kupang – Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi melepas 547 lulusan Program Profesi Guru (PPG) pada acara pengambilan sumpah dan pelantikan yang dilaksanakan di Gedung Graha Cendana, Undana, Kamis (16/2/2023).

Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid; daring dan luring tersebut dihadiri oleh Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, Prof. Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis P dan K) Provinsi NTT, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd, dan perwakilan Kadis P dan K Kota Kupang.

Hadir pula, Dekan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dr. Malkisedek Taneo, M.Si beserta para Wakil Dekan, dan Kaprodi, serta para orangtua/wali guru profesional. Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen PPG) Kemendikbudristek, Temu Ismail, S.Pd., M.Si hadir secara daring.

Pelantikan dan pengambilan sumpah dilakukan oleh Dekan FKIP Undana dilanjutkan dengan pengukuhan oleh rohaniwan Kristen Protestan, Kritsten Katolik, Islam dan Hindu.

Rektor Undana, Prof. Maxs dalam sambutannya menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan para guru dalam menuntaskan proses PPG di LPTK Undana. Ia mengapresiasi perjuangan para guru, meski mengalami kesulitan dengan perkembangan digitalisasi. Namun memiliki semangat untuk terus belajar. Hal ini menurut Rektor adalah sesuatu yang baik. Sebab, sampai kapanpun guru akan terus berurusan dengan dunia digital. Apalagi, saat ini guru maupun dosen dituntut agar bisa mengembangkan pembelajaran online.

Meski perkembangan digital dikhawatirkan akan mengabaikan peran guru. Namun, Rektor Undana optimis, guru tetap dibutuhkan, karena kekuatan seorang guru adalah karakter.

“Dikhawatirkan guru tak dibutuhkan lagi, tetapi para ahli Pendidikan mengatakan bahwa guru tetap dibutuhkan karena mesin tidak bisa mengajarkan karakter, memotivasi, menginspirasi anak didik dan manusia,” tandas Rektor Undana.

“Gelar semata hanyalah selembar kertas tapi keterdidikan seseorang terlihat pada tingkahlaku dan karakter. Dan, guru adalah pribadi utama untuk mengajarkan karakter kepada anak didik,” sambung Prof. Maxs.

Rektor bahkan memberi pesan kepada para guru professional agar mengikuti pesan yang disampaikan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, Ing ngarsi sung tulodo; Ing madyo mangun karsa; Tut wudi handayani, yang berarti menjadi ketika berada di depan atau menjadi pemimpin harus mampu memberikan teladan; ketika berada di tengah harus membangkitkan semangat dan dan ketika berada di belakang harus memberi motivasi dan dorongan.

“Menjadi guru, tidak sekadar di kertas (sertifikat profesi-red) tapi harus terejahwantahkan dalam kata tindakan kita. Harus ada perbedaan dari sebelumnya,” ujar Prof. Maxs.

Bahkan Rektor juga mengutip pernyataan Nelson Mandela, bahwa  pendidikan adalah senjata paling ampuh merubah dunia. “Itulah mengapa negara ini serius mengurus Pendidikan. Martabat generasi muda ada di tangan bapak/ibu guru professional,” tandasnya.

Dirjen PPG Kemendikbudristek, Temu Ismail, S.Pd., M.Si dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada pimpinan LPTK, selaku Rektor Undana beserta jajarannya yang telah ikut memberi sumbangsih demi terlaksananya proses PPG.

Ia menyatakan bahwa pemerintah terus berkomitmen dalam pemenuhan kompetensi guru melalui PPG dalam jabatan maupun pra jabatan. Dirjen PPG berharap agar sertifikat pendidik yang diperoleh bukanlah akhir, tetapi tahap awal mengembangkan kompetensi professional, pedagogic, kepribadian dan sosial.

Sebab, perubahan atau disrupsi akan terus terjadi setiap saat, sehingga guru-guru perlu berubah untuk menjadi agen penggerak perubahan di sekolah. “Tentu kita harus adaptif dan mitigative sehingga bisa bertahan dan survive di tengah perubahan zaman. Dalam proses belajar, SDM menjadi penggerak utama dan itu dimulai dari gur,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan selamat kepada para guru professional yang berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian proses PPG.

Kepala Dinas P dan K NTT, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd menyatakaan, kehadiran 547 guru tersebut merupakan episode baru dalam menjawab tuntutan Pendidikan sebagaimana tuntutan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005.

Ia menyampaikan bahwa saat ini tingkat literasi khususnya baca-tulis belum menjadi sebuah budaya di sekolah, apalagi di tengah masyarakat. Untuk itu, peran guru dalam meningkatkan literasi NTT perlu dimaksimalkan. Sertifikat pendidik, sebagaimana yang disampaikan Rektor Undana, kata Linus, perlu diejahwantahkan dalam pembelajaran secara terus menerus.

Ia juga meminta kepada guru professional tingkat SMA/SMK/MA, agar setelah mendapat sertifikat pendidik, langsung difotocopy dan diberikan kepada Dinas P dan K guna kepengurusan selanjutnya. Dirinya juga ikut memuji bocah 8 tahun asal Amarasi, Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau yang akrab disapa Nono, yang ikut dalam ajang ABG International Mathematics Competition, telah membanggakan NTT. Menurut Linus, Nono-nono yang lain, tentu saja masih banyak di NTT, jika dididik dengan baik oleh para guru profesional.

Sementara itu, Perwakilan Guru lulusan PPG Undana, Hironimus Lambertus Dacosta, S.Pd.Gr menyampaikan rasa bangganya, akhirnya bisa terpilih dan lulus mengikuti seluruh rangkaian PPG di LPTK Undana. Untuk itu, ia menyampaikan terima kasih kepada pimpinan LPTK Undana, Dekan FKIP dan pimpinan Prodi PPG, serta para dosen, dan pegawai serta operator yang telah membantu selama proses PPG.

Ia mengaku, walaupun sejak awal sulit untuk mengakses dan mengoperasikan Pendidikan secara digital, namun dengan belajar dari dosen, maka saat ini dirinya dan semua guru lulusan PPG Undana bisa mengelola pembelajaran secara baik, termasuk secara daring.

“Mari guru hebat, dengan memberi semangat pelayanan terbaik, kita buktikan bahwa gelar bukan nama, tapi dengan semangat dan tindakan nyata untuk bangsa dan negara,” pungkasnya. (rfl)

FOTO-FOTO

Comments are closed.
Arsip