(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Dukung Jokowi Sampai Titik Darah Penghabisan

  • Rektor Undana : Jangan Coba Merongrong NKRI dan Gugat Pancasila
  • Frans Lebu Raya : Pancasila Sumbangan NTT bagi Indonesia

Tokoh masyarakat dan Perguruan Tinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berkomitmen menjaga keutuhan NKRI yang berideologikan Pancasila, mendukung pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Ir. Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin, menegakkan konstitusi dan supremasi hukum demi menjaga ketertiban, keamanan, kenyamanan, persatuan, dan kesatuan serta perdamaian bangsa. Karena itu, kehadiran organisasi yang berniat memporak-porandakan NKRI dan mengganti ideologi Pancasila harus ditolak. Demikian sari Rapat Akbar  Forum Masyarakat NTT Penjaga NKRI yang digelar di Taman Nostalgia, Kota Kupang, Kamis (3/10).

Forum yang diinisiasi Rektor Undana, Prof.Ir.Fredrik L.Benu, M. Si., Ph.D, Rektor UNWIRA, P.Dr.Philipus Tule,SVD, Rektor UKAW, Dr.Ir.Ayub U.I.Meko,M.Si, Rektor Muhammadiyah, Dr. Zainur Wula, S.Pd, M.Si dan perwakilan tokoh masyarakat Drs. Frans. Lebu Raya itu, turut dihadiri Ketua MUI NTT, H. Abdul Makarim, para pimpian tingkat universitas dan fakultas beberapa perguruan tinggi di Kota Kupang, serta sekitar enam ribu-an mahasiswa dari kampus Undana, UNWIRA, UKAW, Muhammadiyah dan UPG 1945.

Rektor Undana, Prof. Fred Benu dalam orasinya menegaskan, perguruan tinggi dan masyarakat NTT harus mendukung pemerintahan yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Ia meminta, generasi muda NTT agar mendengar suara tokoh masyarakat dan tokoh agama di NTT.  “Anak-anakku yang kucintai, saya berdiri di sini atas nama tokoh masyarakat dan orangtua. Kami tahu kemana anak-anak kami harus berjalan dan kami menuntun agar (kalian) berjalan di jalan yang benar. Jalan yang tidak sesat. Dengarlah kami, kami sebagai orang tua, karena kami sudah bersama kalian cukup lama,” tegasnya. Ia juga meminta, para mahasiswa tidak mendengar suara-suara lain, selain suara tokoh masyarakat dan Perguruan Tingi di NTT.

Para mahasiswa antusias mengikuti orasi rektor Undana, Prof. Fred Benu dan tokoh masyarakat, Drs. Frans Lebu Raya.

“Jangan dengar suara lain yang sayup-sayup, yang mungkin suara itu akan membawa ke jalan kesesatan. Kesesatan pada diri sendiri, dan pada bangsa dan negara ini,” serunya sambil memberi semangat pada kelompok mahasiswa yang hadir saat itu.

“Kita juga ingin menyatakan kepada dunia, pada Indonesia bahwa kelanjutan bangsa dan negara Indonesia, tidak hanya terletak pada mereka di Jakarta. Setuju…!” pekiknya sambil disambut mahasiswa. Mahasiswa dan masyarakat di NTT juga, kata dia, bisa menentukanm arah perjalanan bangsa Indonesia. “Bangsa ini ditentukan juga oleh anak-anak muda Kota Kupang, anak-anak muda NTT, sebagai penjaga pintu gerbang selatan NKRI, setuju!” ujarnya heroik. Ia menambahkan, Indonesia tidak bisa ditentukan oleh kelompok dan golongan tertentu, pada suatu lokasi tertentu, tetapii masyarakat dan mahasiswa NTT juga turut menetukan nasip NKRI.

“Kita juga ingin katakan kepada Indonesia bahwa pemerintahan yang sah saat ini adalah di bawah pemerintahan Presiden Jokowi.  Dan kita ingin mengatakan kepada semua pihak, jangan coba-coba ada yang ingin merongrong dan ingin menggantikan pemerintahan yang sah, pemerintahan dibawah  presiden Jokowi dan jangan ada pihak yang berani untuk menggugat keberadaan NKRI, jangan ada pihak yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi negara. Setuju. Hidup pancasila. Hidup NKRI, Hidup  Bhineka Tungal Ika, hidup Jokowi,” tutupnya heroik.

Sementara tokoh masyarakat Drs. Frans Lebu Raya dalam orasinya menegaskan, jika NKRI diolok-olok dan difitnah, maka masyarakat NTT pasti akan tampil. “Kami ini kalau difitnah, dimaki, diolok secara pribadi, maki diam kami tidak jawab, tapi ketika NKRI diolo-olok, dihina, difitnah dan ingin dipecah belah, kami pasti tampil,”  serunya sambil disambut mahasiswa.

Rektor Undana, Prof. Fred Benu saat menandatangani pernyataan sikap disaksikan Tokoh masyarakat, Drs. Frans Lebu Raya dan para rektor lainnya.

Saat ini,  ungkap dia, anak-anak milenial hidup di alam demokrasi yang bebas. Tetapi ia ingatkan kepada mahasiswa agarmemanfaatkan kebebasan sesuai dengan identitas budaya Indonesia. “Kebebasan (demokrasi) tidak boleh sebebas-bebasnya, tetapi harus menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila sebagai ideoilogi negara. Kebebasan menyampaikan pendapat, gagasan, ide  dan apa pun harus tetap dengan cara dan budaya Indonesia, tidak boleh dengan budaya lain, kita tetap menjaga budaya Indonesia,” tegasnya. Ia mengajak mahasiswa agar menyampaikan pendapat dengan cara yang berbudaya dan saling menghargai satu dengan yang lain sebagai sesama anak bangsa.

Ia menambahkan, masyarakat NTT harus menjadi penjaga Pancasila paling depan. Pasalnya, kata dia, Pancasila lahir di NTT melalui permenungan Bung Karno di bawah pohon sukun di Ende. “Karena itu, kita bisa klaim bahwa Pancasila adalah sumbangan terbesar dari NTT untuk NKRI. Katakan kepada dunoia bahwa NTT berkontribusi dengan memberikan Pancasila kepada Indonesia,” ungkap Mantan Gubernur NTT dua periode itu.

Walau pun ada kelompok lain yang hendak menggantikan ideologi Pancasila, tetapi masyarakat NTT harus tetap berdiri paling depan menjaga Pancasila. “Kalau demo, jangan benturan dengan Polisi dan Tentara. Jangan bunuh Polisi dan Tentara. Tidak boleh. Itu asset negara yang akan terus menjaga NKRI,” tegasnya.

Adapun beberapa lima isi pernyataan sikap yang dibaca Rektor Muhammadiyah Kupang, Dr. Zainur Wula, S.PD, M.Si, yaitu: Pertama, bersama pemerintah yang sah beromitmen menjaga keutuhan NKRI yang berideologikan Pancasila. Kedua, kami menolak dengan tegas kehadiran organisasi/kelompok yang berniat memprak-porandakan NKRI dan mengganti ideology Pancasila.

Ketiga, negara Indonesia adalah negara humku, karena itu menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk menegakkan konstitusi dan supremasi hukum. Keempat, mendukung pelantikan Presiden dan Wakil Presiden atas nama Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin yang terpilih secara konstitusional. Kelima, menyerukan kepada seluruh elemen bangsa ini untuk menjaga ketertiban, keamanan, kenyamanan, persatuan, dan kesatuan serta perdamaian bangsa.

Usai kegiatan tersebut, para pimpinan perguruan tingi, tokoh masyarakat, tokoh agama membubuhkan tandangantan di atas spanduk bertuliskan “NTT Siap Selalu Dukung Joko Widodo Sampai Titik Darah Penghabisan”. Ribuan mahasiswa pun lantas ikut memberikan dukungannya. [rfl/ds/ovan]

Comments are closed.
Arsip