(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Seminar Strategi Memenangkan Hibah Penelitian Versi Online

Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar seminar regional bulanan bertema “Strategi Memenangkan Hibah Penelitian Online (Buku Edisi XII, Revisi Terbaru) dan Kiat-kiat menulis di Jurnal Internasional Bereputasi dan Terindeks” di ruang  Jurusan Agribisnis Faperta Undana, Jumat  (11/10/2019).

Ketua Panitia Seminar Dr. Ir. D. Roy Nendisa, MP dalam laporan singkatnya menyebut seminar tersebut lahir dari adanya arisan yang dilakukan Prodi Agribisnis. Namun, hal itu dirasa belum cukup, sehingga muncul gagasan untuk memasukkan suasana akademik itu dalam kaitan dengan sharing pengalaman dan pengembangan ilmu, sehingga muncul ide seminar tersebut dapat dilakukan setiap bulan tahun berjalan.

Pada kesempatan itu, ia mengapresiasi adanya dukungan dari jajaran pimpinan Faperta, meski begitu kegiatan tersebut dapat berjalan tanpa dukungan anggaran dari pihak mana pun. Karena itu, ia berharap, ke depan kegiatan itu bisa terus dilakukan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Dekan Faperta Undana, Dr. Ir. Damianus Adar,M.Ec ketika membuka seminar tersebut memberikan apresiasi khusus kepada ketua panitia dan dosen Program Studi Agribisnis Faperta Undana yang telah berinisiatif untuk menggelar seminar itu. Ia juga mengamini bahwa seminar itu belum mendapat dukungan dana dari pihak lain, seperti fakultas. Karena itu, ke depan ia juga berharap kegiatan serupa terus dilanjutkan dan dilaksanakan dengan baik.

“Kiranya kegiatan ini bermanfaat bagi peningkatan mutu SDM, peningkatan akreditasi prodi, dan target-target lainnya,” bebernya. Ia juga mendorong para dosen Faperta agar mengurus HAKI ke Kemenkumham RI agar mendapat hak kekayaan intelektual.

Peserta seminar saat mengikuti pemaparan materi.

Dr. Sudirman, S, ST., MT ketika memaparkan materi seminar tentang strategi memenangkan hibah penelitian versi online, menyebut bahwa selama ini para dosen sudah menulis proposal penelitian, tetapi harus juga mempelajari bagaimana cara memeriksa proposal yang baik.  Ada bebrapa tahapan yang harus dilewati, diantaranya adalah proses pengusulan dan penilaian.

Menurutnya, yang menentukan proposal penelitian diterima atau tidaknya  adalah dari Dikti. Hal yang perlu diperhatikan adalah rekam jejak (peneliti), substansi penelitian dan RAB.  Menurutnya, RAB tidak ada nilai menurut Dikti. Tetapi, lanjut dia, akan menentukan poin dari sebuah penelitian itu naik atau turun. Selanjutnya, akan dilakukan seleksi administrasi, lalu evaluasi administrasi.

“Jadi data akan ditampilkan oleh Similitabmas berdasarkan sejarah peneliti memenangkan hibah penelitian, dan berdasrkan data Sinta” bebernya. Karena itu, katanya, dosen harus sudah mendaftar di Sinta terlebih dahulu. Ia mengatakan, jurnal bereputasi versi yang baru, track record peneliti mendapat 40 persen dan substansi penelitian 60 persen.

Karena itu, strateginya adalah bagaimana para peneliti memperbaiki track record yaitu harus jeli melihat rambu-rambu penilaian yang tertinggi dan setiap SKIM, memberikan output keluaran untuk Jurnal bereputasi dan kebaharuan dari tema penelitian. Strategi lainnya,  untuk lolos hibah penelitian, kata dia, adalah yang pertama itu, gratis dan yang kedua berbayar.

Ia menjelaskan, perbedaan buku pedoman penelitian versi off-line dan on-line versi baru dan lama. “Kalau versi lamanya Skim pemelitian dipilih secara manual, maka versi barunya Skim penelitian ditentukan berdasarkan Pengukuran Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT), jika di versi lama reviewer tiga orang, maka versi barunya reviewer satu orang saja, lalu reviewer tidak bertanggung jawab terhadap kegagalan peneliti para versi lama, tetapi versi barunya  reviewer bertanggungjawab dengan kegagalan peneliti,” bebernya.

Ia menambahkan, pada versi lama pemerikasaan Proposal dan Monev hasil penelitian masih offline atau manual, maka pada versi baru, hal itu bersifat online. “Lalu pada versi yang lama itu track record diperiksa belakangan, tetapi pada versi baru track record diperiksa paling pertama,” ujar Dosen FST Undana itu. Hadir pada kesempatan itu, para dosen Faperta,  dan sejumlah mahasiswa Faperta dan sejumlah dosen dari fakultas lain di lingkungan Undana. [rfl/ds].

Comments are closed.
Arsip