(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Bangga! 26 Mahasiswa FK Undana Peserta UKMPPD Tingkat Nasional Lulus 100 Persen

Saya kira, (keberhasilan) ini menunjukkan bahwa kualitas kita memang sudah bisa bersaing, baik untuk lapangan kerja maupun pendidikan lanjut,” ujar  Dekan FK Undana, dr. S. M. J Koamesah, MMR., MMPK., FISPH., FISCM.

Civitas akademika Universitas Nusa Cendana (Undana), khususnya Fakultas Kedokteran (FK) patut berbangga atas capaian luar biasa para mahasiswa. Pasalnya, sebanyak 26 mahasiswa Program Studi (Prodi) Profesi Dokter, FK Undana yang mengikuti Computer Based Test (CBT), Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) tingkat nasional kembali meraih kelulusan 100 persen. Sebelumnya, prestasi serupa juga pernah dicapai FK Undana pada akhir tahun 2016 lalu. Demikian disampaikan Dekan FK Undana, dr. S. M. J. Koamesah, MMR., MMPK., FISPH., FISCM kepada media ini di ruang kerjanya, Rabu (15/9) lalu.

Ia menjelaskan, biasanya rata-rata kelulusan UKMPPD cukup tinggi, yakni berkisar antara 75-80 persen. Karena itu, bagi dr. Bobby-sapaan Dekan FK Undana, kelulusan 100 persen merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa, karena tidak banyak universitas di Indonesia yang mampu meluluskan dokter dalam persentase yang sangat tinggi. Untuk itu, pihaknya berharap, ke depan, FK Undana selalu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas dan meraih prestasi tinggi, sebagaimana yang sudah diperlihatkan oleh 26 dokter tersebut. “Mahasiswa angkatan ini mudah-mudahan menjadi model untuk angkatan atau adik-adik dibawanya. Karena paling tidak, dengan pencapaian ini, tentu semangat (mahasiswa) akan sangat meningkat,” harapnya.

Jika dibandingkan dengan sejumlah FK di universitas lain yang sudah mapan dan maju, ungkap dr. Bobby, FK Undana masih banyak kekurangan dari berbagai aspek, terutama dari sisi tenaga pengajar dan fasilitas. Namun demikian, lanjut dia, mahasiswa FK Undana mampu meraih kelulusan, karena dedikasi dosen dalam mengajar dan juga semangat luar biasa dari para mahasiswa. Alasan 26 mahasiswa tersebut lulus, menurut dr. Bobby, beberapa minggu sebelum UKMPPD digelar serentak, pihak FK selalu melakukan bimbingan, pendampingan dan try out bagi mahasiswa. Sehingga,  mahasiswa kemudian terbiasa mengerjakan soal-soal dan mengatur waktu dalam ujian.

FK Undana Sudah Luluskan 387 Dokter

Dikatakan, sejak didirikan tahun 2008 lalu, FK Undana sudah meluluskan  387 dokter. Para dokter tersebut, lanjut dr. Bobby, sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia, terutama di Provinsi NTT. Selain itu, sebagian dokter,  lulusan Undana juga sudah melanjutkan pendidikan spesialisasi maupun pendidikan S-2 bahkan S-3, baik dalam maupun luar negeri. “Jadi, adik-adik yang lulus, baik tingkat lapangan kerja maupun pendidikan lanjut, mereka juga sudah berkompetisi di berbagai universitas yang ada di Indonesia. Saya kira ini menunjukkan bahwa kualitas kita memang sudah bisa bersaing, baik untuk lapangan kerja maupun pendidikan lanjut,” ungkap dr. Bobby.

Dengan berkembangnya sejumlah fasilitas maupun jumlah dosen, dr. Bobby berharap, FK akan terus berjuang untuk meningkatkan kualitasnya ke depan, sebagaimana moto FK Undana, yakni “Bergerak Cepat, Meraih Prestasi. “Jadi, FK sebagai fakultas baru yang belum memiliki fasilitas dan dosen yang lengkap, kita berupaya bergerak cepat supaya bisa mengimbangi laju dan kecepatan FK lain di Indonesia,” tandasnya.

Atas capaian 26 mahasiswanya, Dekan FK Undana juga menyampaikan terima kasih kepada pimpinan Undana, baik Rektor maupun para Wakil Rektor atas dukungan yang luar biasa untuk mengembangkan FK Undana. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada sejumlah Rumah Sakit (RS) Pendidikan, terutama RS W. Z. Johannes Kupang dan RS TC. HilLers Maumere, serta sejumlah Puskesmas di mana para mahasiswa melakukan magang atau melanjutkan Pendidikan Profesi mereka. “Semoga mereka bisa menjadi dokter yang baik, bermanfaat dan membanggakan kampus tercinta,” harapnya memungkasi.

 

dr. Marthen Kause, S. Ked (Peserta CBT UKMPPD,  FK Undana)

 

Terpisah, dr. Marthen Kause, S.Ked selaku mahasiswa peserta yang lulus pada CBT UKMPPD ketika dimintai komentarnya, mengaku bangga karena dirinya termasuk salah satu dari 26 mahasiswa Profesi Dokter yang lulus. “Puji Tuhan, kami lulus 100 persen first taker, dalam ujian yang dilangsungkan tanggal 21-23 Agustus lalu,” ujarnya ketika dimintai komentarnya di Lantai Tiga, Rektorat Undana, Kamis (16/9) lalu.

Dikatakan, CBT tersebut dilaksanakan secara nasional, karena serentak dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Karena itu, ia menyampaikan rasa syukurnya kepada Tuhan yang telah menuntunnya dan rekan-rekannya dalam pendidikan selama 6 tahun. dr. Marthen juga menyampaikan terima kasih kepada pihak Undana maupun FK, yang telah memfasilitasi mahasiswa dalam menempuh pendidikan. Selain itu, ucapan yang sama disampaikan kepada dosen- dosen yang sudah mengajar pada masa preklinis selama 5 tahun, serta dokter umum maupun dokter spesialis yang membimbing selama 2 tahun, baik di rumah sakit pendidikan, maupun RS jejaring yang ada di NTT, maupun luar NTT.

Persiapan Hadapi CBT UKMPPD

Lebih lanjur, dr. Marthen menyebut, dirinya melakukan persiapan sekitar 3-5 bulan sebelum ujian. Pasalnya, sebagai mahasiswa, ia harus selesaikan Pendidikan Profesi, diyudisium kemudian bisa mendaftar CBT UKMPPD. Beberapa hal yang dilakukan dalam persiapan, jelas Marthen, yakni ada mahasiswa mengikuti bimbingan belajar (bimbel), maupun belajar mandiri. Meski berbeda-beda, tapi dirinya berupaya memaksimalkan waktu untuk bisa berdiskusi lebih banyak dan bertukar informasi dari apa yang sudah dipelajari di bimbel masing-masing.

Meski Pandemi Covid-19 ikut membatasi pertemuannya untuk diskusi dan belajar bersama teman-teman. Namun demikian, ungkap dr. Marthen, dirinya dan teman-temannya tetap belajar secara daring.”Selama pandemi ini juga kami terbatas dalam Pendidikan Profesi, karena seharusnya kami harus bertemu pasien, tapi pandemi ini membatasi kami untuk bertemu pasien, sehingga tidak semua pasien bisa kami periksa, dan itu berdampak pada skill jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi,” bebernya.

Ia menambahkan, bimbel yang dilakukan, selama 3 minggu sampai 2 bulan menjelang pelaksanaan ujian. Untuk itu, ia menyarankan kepada rekan-rekan mahasiswa yang akan mengikuti ujian serupa, agar mempersiapkan diri jauh hari sebelum ujian, karena umumnya materi yang diberikan adalah materi yang pernah diperoleh saat menempuh kuliah 6 tahun. Materi-materi tersebut, ungkap dr. Marthen, dirangkum menjadi sekitar 14 bagian besar dan dipersiapkan selama berbulan bulan. Ia juga menyarankan para peserta UKMPPD selanjutnya, agar rajin belajar, perbanyak latihan soal dan diskusi soal.

“Kemarin kami tidak hanya bimbel, tapi belajar juga pada senior-senior kami yang sudah lulus ujian terlebih dahulu, sehingga mereka juga memberikan garis besar materi, lalu kami juga dibimbing dosen maupun dokter spesialis kurang lebih dua minggu sebelum ujian guna merefresh kembali apa yang sudah dipelajari sebelumnya,” jelas dr. Marthen.

Ia juga menyarankan para mahasiswa FK yang akan mengikuti ujian agar tetap pada tujuan akhir untuk menjadi dokter. “Untuk adik-adik yang masih pendidikan, preklinik atau pendidikan klinik, saran kami, tetap semangat. Memang pendidikan kedokteran itu berat dan mengorbankan banyak hal, tapi sejak masuk, tujuan kita adalah jadi dokter, bukan menyerah dan berhenti di tengah jalan, karena profesi ini mulia dan bisa menjadi berkat bagi banyak orang,” ungkapnya.

 

dr. Viany Yulister Ayal, S.Ked (Peserta UKMPPD, FK Undana)

 

Hal senada disampaikan dr. Viany Yulister Ayal, S.Ked, peserta lainnya yang lulus CBT UKMPPD. Ia mengaku sangat bersyukur, karena hanya atas penyertaan Tuhan saja, dirinya dan 25 rekan mahasiswa lainnya bisa lulus. “Terima kasih kepada Tuhan karena sudah menyertai saya dan teman-teman hingga kami semua bisa lulus, dan juga untuk pihak universitas yang memfasilitasi dan memberi tempat untuk belajar 6 tahun, juga FK Undana yang tidak hanya menjadi instansi, tapi rumah kami, sebagai orangtua yang membimbing dan membantu kami hingga menyelesaikan semua ini,” ungkap dr. Viany di Lantai Tiga, Rektorat Undana, Kamis (16/9) lalu.

“Terima kasih kepada orangtua dan keluarga besar yang sudah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun material, maupun doa sehingga saya bisa selesaikan pendidikan saya, dan juga teman-teman yang memberikan doa dan membantu dalam belajar,” ucapnya menambahkan. Lebih lanjut, dr. Viany menyatakan, antara gampang dan sulit menghadapi UKMPPD, pasalnya, persiapan yang harus dilakukan adalah jauh hari sebelumnya. “Persiapannya sekitar 80 persen. Sebelumnya, selama 2 tahun di preklinik profesi. Di preklinik juga diajarkan, jadi saat ujian kami tinggal mengulang apa yang sudah diajarkan,” terangnya

Fokus pada Kata Kunci

Di tengah banyaknya materi Ilmu Kedokteran, lanjut dr. Viany, ia fokus pada kata-kata kunci dan saran dari para senior yang sudah terlebih dahulu lulus. “Sehingga kami pelajari poin-poin tertentu. Saya sendiri hanya belajar mandiri, jadi saya persiapkan diri membaca sebanyak-banyaknya yang sudah diberikan dan diringkas. Kata-kata kuncinya sudah saya pelajari kemudian saya hafalkan, setelah itu kami buat kelompok, kami berdiskusi bersama, membahas dan menambahkan apa yang kurang dan lengkapi apa yang kami dapat,” kenangnya.

dr. Viany menambahkan, dosen-dosen FK Undana, dokter umum dan spesialis juga memberikan bimbingan dan latihan soal, sehingga mempermudah dan memperkaya pengetahuan mereka. “Kami juga dapat bantuan dari para senior yang lulus, seperti contoh soal dan bagaimana tips-tipsnya supaya kami jangan gugup dan fokus selesaikan soal dengan baik,” ungkap dia.

Tetap Andalkan Tuhan

Ia menambahkan, selama 6 tahun menempuh Pendidikan Profesi Dokter, bukan sesuatu yang mudah. Namun, yang terpenting baginya adalah menyesuaikan diri, mengatur waktu, dan  tetap mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Untuk itu, dr. Viany menyarankan agar mahasiswa peserta UKMPPD selanjutnya agar bisa memperbanyak membaca dan istirahat secukupnya.”Bagi adik-adik yang akan mengikuti UKMPPPD maupun Koas, memang kita sudah mengikuti kuliah kedokteran, namun jika kita punya niat, maka kita pasti akan selesaikan semuanya. Karena itu, berhenti mengeluh dan lakukan semua yang masih ada di depan,” pungkas dr. Viany.

26 Mahasiswa yang Lulus CBT UKMPPD

Para Mahasiswa Asal FK Undana yang lulus CBT UKMPPD tingkat nasional Periode Agustus 2022 adalah: dr. Diorita Sely Keba, S. Ked, dr. Elaine C. Sianturi, S.Ked, dr. Anggita Damayanti, S.Ked, dr. Petronela Rani Mawo, S.Ked, dr. Albert Lusi, S. Ked, dr. Tekla Windyanita Sengi, S. Ked, dr. Sulyasti Gery Nomleni, S.Ked, dr. Diana T. Tangi Bupu, S. Ked, dr. Aulia Ayu Puspita, S.Ked, dr. Marthen Kause, S.Ked, dr. Viany Yulister Ayal, S.Ked, dr. Diana Maximiliany Sun, S.Ked, dr. Yosefania Evankyla D. P. Markus, S.Ked, dr. Nur Laelatul Fitriyah, S.Ked, dr. Theresia Dian, S.Ked, dr. Ratih Anjani, S.Ked, dr. Maria Laranita Meak Foni, S.Ked, dr. Ignasius Bima Priambada, S.Ked, dr. Aditya Josua Elvon, S.Ked, dr. Leander P D Dosi Sili, S.Ked, dr. Bella C. Lumban Gaol S.Ked, dr. Kristina T. Lawung, S.Ked, dr. Kandida Bibiana Ugha, S.Ked, dr. Elsye J. Ly, S.Ked, dr. Andry S. Singarimbun, S. Ked, dan dr. Werner A.
Manafe, S.Ked. (rfl/ovn)

 

Comments are closed.
Arsip